Bendahara GoWa-Mo berdiskusi untuk pembuatan Green House, senin 4/2/2019
Radarnkri.com|GOWA – Ketersediaan bibit atau benih berkualitas dengan harga murah dan mudah didapatkan, sampai saat ini masih menjadi kendala bagi para petani kentang, terutama di luar Jawa, termasuk di Dataran Tinggi Malino Kecamatan Tinggi Moncong dan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan
Jauhnya jarak pemesanan membuat harga benih kentang menjadi sangat mahal, disebabkan tingginya biaya transportasi dan penyusutan selama pengangkutan.
Sementara itu petani masih mengandalkan benih kentang G-1 dan G-2, kondisi inilah kemudian ‘memaksa’ petani, mau tidak mau harus mendatangkan benih kentang dari pulau Jawa
Dari hasil penelusuran Group Wartawan Media Online (GoWa-MO) pada penangkar benih kentang di Kelurahan Pattapang, harga benih kentang G-1 dan G-2 berada pada kisaran Rp 3.500 sampai Rp. 4.000/biji
Saat panen dengan usia pemeliharaan 70 hari dengan menggunakan ruangan Green House
Tentu dengan harga sebesar itu, biaya produksi untuk pengadaan benih yang harus dikeluarkan oleh petani kentang menjadi sangat tinggi.
Untuk satu hektar lahan, dibutuhkan benih sekitar 1,5 ton, artinya biaya pengadaan benih bisa mencapai 57 juta sampai 60 juta rupiah, belum lagi untuk biaya pengolahan lahan, pengadaan pupuk dan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Masyarakat Kecamatan Tinggi Moncong, Kelurahan Pattapang dan Kecamatan Tombolo Pao, Desa Kanre Apia, Desa Tonasa dan Desa Erelembang Kabupaten Gowa menggantungkan hidup sebagai petani kentang.
Mayoritas warga Kelurahan Pattapang sebagai petani kentang dan berbatasan langsung dengan tiga desa ini sehingga kebanyakan penduduknya juga bertani kentang.
Pemilik penangkaran benih kentang di Kelurahan Pattapang, Ramli Ramani berkunjung ke kantor GoWa-MO di Jl. Tumanurung Raya No B 28, Senin, (4/2) Sore. Dirinya mengatakan, sengaja datang dari Malino untuk menawarkan kerjasama penangkaran benih kentang.
Sekedar di ketahui Penangkaran benih kentang miliknya telah mendapatkan Sertifikat penangkaran benih dari Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan dan Kementerian Pertanian tahun 2007,” ucap Ramli
Sementara itu Bendahara Umum DPP GoWa-MO, Herman Nompo, mengatakan setelah merintis penguatan ekonomi kerakyatan di bidang Perikanan dengan sistem pola karamba dalam program ” Media Online Masuk Desa dan Desa Masuk Media Online” di Desa Pa’bentengang Kecamatan Bajeng, kini Group Wartawan Media Online ( GoWa-MO) melirik usaha di bidang pertanian yakni penangkaran benih kentang.
Lanjut jelasnya, kita menyambut baik tawaran kerjasamanya. Langkah pertama kita akan membuat Green House dengan ukuran 10 x 15 M². Penangkaran benih ini bisa menghasilkan 45.000 buah benih kentang G Nol dengan cara stek. Masa panen benih kentang jarak waktu 70 sampai 80 hari.Tiga bulan ke depan petani kentang Tinggi Moncong dan Tombolo Pao sudah bisa bernafas lega, kita akan dahulukan kebutuhan benih petani kentang lokal. Tahap awal kita belum bisa memenuhi kebutuhan dan permintaan benih untuk petani kentang daerah lain seperti Bantaeng, Sinjai dan Bulukumba. (Bella)