Radarnkri.com, Makassar – Gubernur Sulsel, Prof. Nurdin Abdullah, menyebutkan guru melalui Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) adalah mitra strategis pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota.
“Saat ini even Pilkada menimbulkan sikap dukung mendukung. Saya berharap PGRI tidak dibawa ke ranah politik,” ujarnya. Energi besar dan positif yang dipunyai PGRI sebaiknya diarahkan untuk membangun profesi dan generasi muda bangsa, tambahnya.
“Mari kita urun rembuk, dalam musyawarah untuk aklamasi memilih ketua, jangan ada yang merasa kecewa karena kalah,” ujar gubernur, sebagai arahan bagaimana seharusnya konferensi memutuskan calon ketua periode mendatang.
Pernyataan itu dikemukakan gubernur, saat membuka Konferensi Provinsi PGRI Sulsel, di Claro Hotel Makassar, 22-24 September 2019. Di hadapan peserta konferensi PGRI yang berjumlah 450 lebih dari seluruh Sulsel.
“Saya minta agar 2020, jangan lagi ada guru yang istrinya dinas di Toraja, suaminya di Pulau Selayar,” ujarnya. Juga jangan ada lagi guru yang penempatan jaraknya jauh dari tempat tinggal, sehingga kelelahan di jalan.
“Juga saya perjuangkan jangan lagi ada guru yang mengurus kenaikan pangkat, akan diupayakan kenaikan pangkat otomatis,” ujar Prof. Nurdin Abdullah.
Menurutnya setiap kunjungan ke daerah dirinya selalu memberikan kesempatan untuk mendengarkan keluhan guru.
Dalam sambutan Sekjen PGRI Pusat, Drs. Ali Arahim, M.Pd. meminta kepada gubernur Sulsel, agar membantu menyiapkan kantor PGRI di seluruh kabupaten/kota. Yang dijawab Prof. Nurdin Abdullah, dengan pernyataan siap membantu tanah untuk persiapan kantor yang diminta.
Ketua PGRI Sulsel, Prof. Dr. HM. Wasir Thalib, MS. dalam sambutannya menyebutkan masa kepengurusan yang dipimpinnya 2014-2019, telah memberikan banyak motifasi dan spirit bagi guru di seluruh Sulsel.
“Kami berterima kasih kepada gubernur yang telah memberikan kontribusi terhadap perbaikan nasib guru, terutama honorer sehingga bisa bergaji Rp3 juta per bulan,” ujarnya.(Murni)