GOWA, RadarEkspres – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gowa Lembaga Bantuan Hukum No Viral No Justice (LBH NVNJ), Jumadi, S.E., EM.C.L.A., menghadiri perayaan adat Attammu Taung dan Halal Bi Halal Rumpun Keluarga Raja Tallo ke-VII. Acara sakral ini berlangsung khidmat di Jl. Mangka Dg Bombong, Kabupaten Gowa, Selasa 15 April 2025.
Kegiatan adat ini dipimpin oleh Muhammad Tabbi Bangsawan Nyere (Karaeng Lompo Bangkeng ri Arung Keke), pewaris sah garis keturunan Raja Tallo. Ia merupakan simbol semangat pelestarian budaya yang tetap hidup di tengah arus modernisasi. Turut hadir cucunya, Hj. Hasan Dg Bau, keturunan langsung Sultan Mudaffar, Raja Tallo ke-VII yang dikenal dengan gelar Macan Keboka ri Tallo.
Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain:
Kabid Propam Polda Sulsel, Kombes Pol. H. Zulham Effendy, S.I.K., M.H., yang merupakan cucu dari Dato Syekh Zungkar, Sultan Deli ke-3.
Putra Mahkota Kerajaan Gowa, Andi Imam Dg Situju Andi Idjo Karaeng Lembang Parang (Patimatarang Kerajaan Gowa).
Para pemangku adat Kerajaan Tallo dan tokoh adat dari berbagai wilayah.
Ketua DPC Gowa LBH NVNJ hadir sebagai tamu undangan kehormatan. Dalam sambutannya, Jumadi menyampaikan apresiasi atas upaya pelestarian budaya yang terus diwariskan lintas generasi.
> “Kehadiran LBH NVNJ dalam ruang budaya seperti ini merupakan bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai luhur warisan leluhur. Kami percaya, hukum dan budaya adalah dua ruang yang saling menguatkan,” ungkap Jumadi.
Attammu Taung, sebagai perayaan tahun baru adat, dirangkaikan dengan Halal Bi Halal sebagai simbol penyucian jiwa dan penguat tali silaturahmi. Momen ini menjadi ruang dialog antar generasi dalam menjaga harmoni keluarga besar Kerajaan Tallo dan masyarakat Gowa secara umum.
Ketua Umum Adat Lembaga Karaeng Gantarang, M. Rais Karaeng Tiro, salah satu tokoh adat yang turut hadir, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari revitalisasi identitas budaya yang mulai tergerus zaman.
Acara ditutup dengan doa bersama, ramah tamah, serta penampilan seni tradisional yang menampilkan kembali pesona sejarah Kerajaan Tallo dan Gowa sebagai bagian dari warisan besar kebudayaan Nusantara.
Laporan: Kurniawan