POLMAN, (RadarNkri.com) — Ditengah pandemi Covid-19 anak-anak marak berkeliaran di area publik jelang lebaran Idul Fitri 1440 Hijriyah.
Sarana umum seperti halte bus, dan jalur lampu merah, ATM, pasar, patkiran tempat mereka bekerja, mengemis dan memulung sampah plastik demi sesuap nasi.
Kondisi tersebut mengundang keprihatinan para Jurnalis dan pemerhati anak di Kabupaten Polewali Mandar seperti yang nampak pada, Minggu pagi hingga sore hari ( 17/5) sejumlah anak usia sekolah TK dan SD nongkrong di jalur lampu merah Pekkabata menanti belas kasih masyarakat.
Vikram 9 tahun mengaku terpaksa mengais, sampah jalanan sembari menunggu para dermawan menyalurkan sembako dan uang berapapun nilainya di terima senang hati.
“saya disini tiap hari keliling, cari sampah plastik bisa dijual cari uang untuk jajanku bersama temanku biasa saya di kasih Rp. 2.000 hingga Rp.5.000 orang lewat,”kata vikram
Begitupun, dua balita kembar rijal dan rizal juga ikut ikutan nongkrong di halte bus bernada polos rijal mengaku, disuruh orang tua mengemis.”saya ijal disinika ikut, nasuruhka mamaku, ” terangnya polos
Gelandangan anak anak ini, kerap mendapatkan belas kasihan pengendara lalu lintas. Uang yang mereka dapatkan, dibawa pulang untuk jajan.
Menanggapi hal tersebut Jurnalis Peduli Anak (JePA) Mandar Rahmawati prihatin, anak TK SD korban eksploitasi, dan tuntutan ekonomi bekerja di luar rumah dalam situasi pandemi Zona merah Covid-19.
“anak-anak belajar di rumah aja di bawah asuhan orang tua, mereka ini lugu tidak tahu apa-apa kenapa berada jauh dari rumah, balita itu seharusnya masih berada di pangkuan ibunya untuk mendapatkan kasih sayang dan pendidikan di rumah hal tersebut patut mendapat perhatian Serius semua pihak anak-anak tidak menjadi korban corona seperti halnya yang terjadi daerah lain, ” ungkap Rahma.
Hari minggu momen hari buku nasional kata Rahma seharusnya anak sekolah manfaatkan belajar di rumah dan bermain.
Dikandemeng Tinambung sudah ada anak dalam perawatan karena terpapar Covid19.
Olehnya itu hendaknya tidak terjadi pembiaran anak bermain di luar rumah bahkan belum waktunya mereka mencari nafkah.
Sumber : Nuratiah
Laporan : Harry Kiswah