RADARNKRI.Com I Jakarta – Kementerian Keuangan melalui laporan realisasi APBN 2018 per akhir Mei 2018 mencatat total utang pemerintah pusat sebesar Rp 4.169,09 triliun atau tumbuh 13,55 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year).
Di kutip dari Kompas.com komponen utang secara umum terdiri dari pinjaman sebesar Rp 767,82 triliun dan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3.401,27.
Berdasarkan dokumen realisasi APBN per Mei 2018 yang diterima Kompas.com, tertera poin pinjaman dibagi dua, menjadi pinjaman luar negeri sebesar Rp 762,41 triliun dan pinjaman dalam negeri Rp 5,40 triliun. Sementara untuk SBN, terbagi menjadi denominasi rupiah sebesar Rp 2.408,40 triliun dan denominasi valas senilai Rp 992,87 triliun.
“Hingga akhir Mei 2018, Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan Rp 14.092,72 triliun. Dengan jumlah PDB tersebut, rasio utang pemerintah per akhir Mei tetap terjaga di bawah 30 persen atau 29,58 persen, di mana persentase itu masih jauh di bawah batas 60 persen terhadap PDB sebagaimana ketentuan UU Keuangan Negara,” demikian keterangan dari laporan tersebut.
Kementerian Keuangan juga menyebut, dari komposisi utang, pinjaman pemerintah dari kreditur komersial turun 4,65 persen. Adapun utang pemerintah dari kreditur komersial pada akhir Mei 2017 Rp 43,40 triliun dan akhir Mei 2018 turun jadi Rp 41,38 triliun.
Untuk pinjaman luar negeri dan pinjaman dalam negeri hingga akhir Mei 2018 tumbuh 5,38 persen, sedangkan pertumbuhan SBN sebesar 15,54 persen (year on year). Adapun pada bulan Mei lalu, pemerintah telah meluncurkan SBR-003 dalam rangka pendalaman pasar keuangan.
Imbal hasil dari SBR-003 sebesar 6,80 persen. Dari masa penawaran mulai tanggal 14 sampai 25 Mei 2018, SBR-003 dinilai berhasil menarik minat masyarakat dan mencatatkan kontribusi bagi pembiayaan negara sebesar Rp 1.928 triliun. (BI)