RADARNKRI.Com I Bangkok – Seorang bocah berusia lima tahun di kawasan timur laut Thailand tewas karena terkunci dalam mobil yang panas karena gurunya lupa.
Di kutip dari Kompas.com Daily Mirror mewartakan Rabu (20/6/2018), awalnya guru yang bernama Wijitra Soodkana menjemput Nong Yaem dan lima anak lainnya di Khon Kaen Senin (18/6/2018) waktu setempat.
Keenam anak itu dijemput menggunakan mobil pribadinya karena bus Taman Kanak-kanak Ban Cham Phuthong sedang rusak.
Lima anak dan seorang pengasuh duduk di kursi belakang. Sedangkan Nong duduk di kursi depan. Setibanya di sekolah, Wijitra membuka pintu belakang.
Dia dilaporkan lupa bahwa Nong masih ada di kursi depan. Nahasnya, dia kemudian mengunci mobil, dan membiarkan bocah itu di dalam.
Nong baru ditemukan pada pukul 15.30 waktu setempat, atau delapan jam sejak dia dijemput, ketika Wijitra hendak mengantar murid-muridnya pulang.
Wijitra yang terkejut kemudian memanggil paramedis untuk datang ke sekolah. Sayangnya, dia dinyatakan meninggal di tempat.
Dalam laporan, penyebab kematian Nong adalah dia kehabisan udara. Apalagi, saat itu suhu sangat panas, mencapai 35 derajat Celcius.
Ibu Nong, Kalaya Noikaew meratap sedih, dan menyalahkan Wijitra karena sudah alpa membawa putrinya yang berakibat dia tewas.
“Tidak bisa dimaafkan. Dia mati dalam kesakitan. Saya terus memikirkan ini sambil menangis. Mengapa mereka tega melakukannya?” ratap Kalaya.
Perempuan 31 tahun itu melanjutkan, dia mengirim putrinya ke sekolah supaya mendapat perhatian dan pengawasan yang cukup.
“Keluarga saya bakal menuntut keadilan. Guru itu harus dihukum,” ujar Kalaya. Polisi menyatakan, Wijitra sudah diinterogasi.
Inspektur Jenderal Polisi Phupha Man, Somkuan Chaihong berujar, Wijitra telah dijerat dengan sangkaan kecerobohan yang mengakibatkan seseorang meninggal.
Selama masa interogasi, guru 32 tahun itu masih sangat terkejut karena Nong termasuk murid yang disukai oleh teman-temannya.
“Dia mengakui tidak memperhatikan anak itu sehingga menguncinya di dalam mobil. Dia sudah dilepaskan dengan jaminan,” tutur Chaihong.(BI)